Pengalaman Misteri Saat Naik Kereta Api Menuju Bandung. Serem bersama Bikin Bulu Kuduk Berdiri

Kisah asrar saat menaiki kendaraan innternasional sudah jamak terjadi. Banyak adapun sudah sempat menceritakan kisahnya, tak secuil adapun menyimpannya tidak ada celah-tidak ada celah. Memang sih kisah horor begini tidak baik jika terus diingat-ingat. Tapi ya gimana ya, kadang bikin trauma pula lho.
Kisah asrar di kereta kembali terulang. Meski kejadiannya sudah lama, namun ceripertanyaan sedang ramai di Twitter. Kisah ini diceritakan kelanjutan Putri Diah Wardhani di Quora. Berikut tautannya. Ia menjawab perpertanyaanan kejadian langka apakah yang pernah dialami di kereta api.
Pren. demi sarikan kisahnya buat kamu semua. Jadi begini…
Cerita berawal saat Putri pulang ke Bandung ke akhir pekan. Ia pulang naik kereta api pukul 20.00 WIB
Putri sudah sampai stasiun pada pukul 19.00 meski jadwal keberangkatannya masih sejam lagi. Ketika menunggu ia main HP dan sesekali mengamati sekitar. Ternyata hadapan seberangnya ada gadis berbaju putih. Dilihat melalui pakaiannya ibaratnya dia bukan orang sini karena tampak asing. Kereta bertandang tepat batas, Putri segera naik. Ketika kereta jalan, tampak si gadis berbaju putih hadapan seberang tadi tersenyum kepadanya.
Dia kemudian masuk ke gerbong 3 nomer 13D. Di situ ia merasa aneh karena gerbongnya cukup sepi. Tak biasanya kereta sesepi ini. Biasanya ramai orang pulang kantor demi membawa tas maupun koper. Di gerbong cuma ada dia sendiri saat kereta berangkat. Tentu ini hal aneh yang bikin ia curiga. Setelah 45 menit berjalan, kereta lalu berhenti dalam stasiun lalu berlimpah orang masuk. Anehnya mereka semua antap membisu.
Putri lalu menuju ke toilet 20 menit lantas. Namun lampu antara toilet malah berlalu pergi
Saat sedang hadapan dalam toilet lampunya wafat. Ia lantas segera keluar toilet dan bertemu kondektur dan protes lampunya wafat. Anehnya kondekturnya saja bungkam saja. Tampak ia menunduk dan mukanya pucat. Lalu Putri kembali ke alam bermukim nya. Awalnya ia bermukim sendirian, tapi ternyata hadapan bangku sebelahnya sudah ada hawa berbaju putih. Selain itu tampak penumpang lainnya bungkam saja, meski gerbong penuh.
Putri lintas berperbahasan ke dara yang masih di sampingnya. Ia menanyakan si dara turun di mana. Namun si dara itu cuma membatu selanjutnya memberikan isyarat jari telunjuk kanan di depan bibirnya. Putri pun membatu.
Ketika mau menuju gerbong mangsa, kakinya terasa sangat berat. Ternyata ia sedang mengalami fenomena aneh
Putri segera menuju ke gerbong pangan karena ia lapar. Namun kakinya terasa berat ketika melangkah. Sepanjang lorong ia memperhatikan orang-orang dalam gerbong. Ini sangat aneh karena betul-betul sunyi sekali. Kakinya terasa berat sewaktu melangkah. Tapi mungkin ia berpikir kakinya pegal.
Sesampainya di gerbong mangsa, Putri melihat berjibun orang sedang di sana. Saat itu kondektur menanyakan ia bersandar di mana dahulu Putri menbalas nomer bersandarnya. Kondektur heran karena sejak berangkat tadi kursi itu kosong lagi tidak ada yang bersandar. Putri pun ngotot ia cocok bersandar di sana. Ia juga bercerita ketemu kondektur lain di depan toilet. Sontak kondektur tercantum kaget karena cuma dia yang bertugas malam itu. Kondektur pun minta Putri menceritakan ulang kisahnya sampai di situ.
Setelah Putri bercerita, kondektur segera mengeluarkan dua botol tegukan bahwa telah dibacakan doa maka secarik kertas. Kondektur meminta kertasnya dibaca saat sampai rumah. Ia pun mengantar Putri kembali ke gerbongnya. Putri pun kaget karena dekat gerbong tersebut ramai orang maka bahwa bersemayam dekat sampingnya ialah bapak-bapak. Ia mutakhir teringat bahwa perempuan bahwa bersemayam tadi ialah perempuan bahwa ia lihat dekat stasiun.
Sesampainya dekat Bandung, kertas melalui kondektur pun disingkap dekat rumah bersama isinya bagaikan ini
“Mohon mbak jangan panik selepas membaca kertas ini, saya memberitahu jika apa adapun mbak alami hari ini di kereta merupakan khilaf satu dari berjibun orang adapun pernah mengalami. Mbak tadi hadir di gerbong khas selain gerbong nyata. Mbak khilaf hadir gerbong mungkin karena nomor gerbong demi alam bersemayam adapun mbak bersemayami klop demi wanita adapun bersemayam di sebelah mbak adapun tadi mbak ceritakan di saya. Semestinya mbak tidak hadir gerbong itu.
Tetapi saya bersyukur mbak tidak terjebak di gerbong itu, sepertinya wanita bahwa di samping mbak tadi bahwa menolong mbak agar tidak terjebak di sana. Tadi di kaki mbak ada bahwa ‘menggantung’ mungkin mbak merasa kaki mbak terasa berat. Maka mengenai itu saya beri 2 kali minuman untuk mbak supaya lurus-lurus tidak ada bahwa ikut mbak sampai dirumah. Mohon maaf mbak sesudah membaca surat ini saya minta untuk dibakar saja suratnya.
Terima kasih mbak semoga mbak selampau sehat.”
~Kondektur
Jadi gimana ceriperkara? Serem nggak nih?